Rabu, 28 April 2010
Cari tau Persahabatanmu ! Sejati atau Semu
Diposting oleh
Remaja Kontemporer
Bismillahirrahmanirrahiim..
Menurut penelitian psikologi nih, salah satu ciri seseorang sehat jiwanya adalah ketika ia memiliki seorang sahabat di sisinya. Secara hakikat manusia itu sendiri yang nggak lain adalah makhluk social, pasti butuh seseorang yang ada paling nggak untuk berbagi. Buat remaja sendiri, kehadiran seorang sahabat jadi hal yang cukup penting. Sebab, ketika menelusuri kejiwaan remaja itu sendiri, banyak diantara mereka yang masih terbilang labil dan masih mencari jati diri mereka sendiri. Oleh karena itu, mereka mencari sandaran untuk paling nggak bisa menjadi ‘tong sampah’ curhatan, tempat sharing, berbagi suka-duka-luka-perih-lara-dansebagainyadeh. Namun, seringkali, persahabatan yang ada tidklah sejati. Melainkan semu. Persahabatan hanya sebagai topeng pergaulan, symbol status, dan kesamaan kepentingan yang cenderung duniawi belaka. Makanya, sering banget kita temukan seseorang yang karena persahabatan rela mengubah atau menyembunyikan kepribadiannya. Melakukan aktivitas yang oke bin asyik seperti ngerokok, kebut-kebutan, bullying, bahkan nyicip-nyicip narkoba. Atas nama solidaritas persahabatan dan persaudaraan, maka jadilah persahabatan menjadi semu.
Taaaaaaaaaapiiiiiiiiiiiiiiiiii, masih banyak kok persahabatan yang asyik. Beneran asyik. Nggak dibuat-buat kayak kasus di atas. Gimana sih cara cari sahabat sejati? Gimana sih cara masuk surga lewat jalur persahabatan? Emang bisa?? Bisa dooooooong..
4 K Cari Sahabat
Islam memang dahsyat. Konsep pertemanan alias ukhuwah dalam islam juga dahsyat. Jaminannya surga. Padahal ‘Cuma’ dengan saling mencinta sahabat.
“di hari akhir nanti Allah bertanya : Mana si Fulan dan si Fulan yang saling mencinta karena Aku? Hari ini –saat tidak ada naungan selain naungan-Ku- maka dua orang yang saling mencinta berada dalam naungan-Ku.” (Shahih Muslim).
1. Ketelitian
“seseorang mengikuti ‘agama’ teman dekatnya; karena itu telitilah dengan siapa ia berteman dekat”. (HR Abu Dawud dan Tirmidzi).
Pernahkah kita berpikir : kok saya udah berteman dengannya tapi nggak ada kemajuan yaa?kualitasnya gini-gini aja? Lha, kok kualitas diri bergantung pada sahabat? Lha, ya iya lah.. kan sudah dijelaskan di hadits di atas. Contohnya, banyak orang sukses yang bisa sukses karena pengaruh dan dorongan sahabat yang ada di sisinya. Jadi, coba deh kamu cek, aakah sahabat kamu : baik akhlaknya? Baik agamanya? Bisa dipercaya? Menghargai dirinya sndiri? Punya pikiran positif? Suka memotivasi? Dst.. bukan berarti kita nggak boleh bersahabat dengan yang nggak memenuhi syarat diatas. Yaa tentu nggak saklek begitu yaa. Namanya juga manusia. Tapi dengan ketelitian kita bisa lebih peka terhadap tipe sahabat kita.
2. Kesamaan dan Kedekatan
Kenapa banyak kelompok atau komunitas di dunia ini? Sebab, setiap orang suka dengan orang yang memiliki kesamaan dengannya.kesamaan atau kedekatan terhadap sesuatu biasanya membuat hubungan seseorang dengan orang lain menjadi lebih kuat. Tapi, hati-hati.. jangan sampai kesamaan-kesamaan itu menjadikan diri kita fanatic terhadap sesuatu.
3. Keseimbangan
Bersikaplah proporsional. Sahabat adalah sahabat. Bisa jadi ia memiliki keinginan yang berbeda dengan kita. Bahkan sepasang saudara kembar saja terlahir dengan berbeda DNA kok. Jangan samai kita memaksakan kesegalasesuatunya menjadi sama secara mutlak. Nggak ada kamusnya tuh dalam persahabatan kalau kita masi memaksakan kehendak kita. Seimbang adalah sikap dimana kita memposisikan diri kita agar tidak berlebihan
4. Kebahagiaan
Tanyakan pada hati nuranimu : apakah kita bahagia bersama sahabat? Ataukah senyum di wajah dan muka happy hanya topeng belaka? Apakah keberadaan sahabat membuat hati kita bertambah lapang, atau malah semakin sesak? Ataukah jaunya sahabat malah membuat rasa kangen yan mendalam?
Last but not least, kekayaan jiwa lah yang akan mengantar kita pada naungan Allah kelak, saat kita bersahabat, mencintainya karena Dia semata.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar