Segala puji hanya bagi Allah swt, shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad saw keluarga, dan para sahabat nya. Sahabat kontemporer ada sebuah kisah seorang wanita yang saya baca dari sebuah buku "50 nasihat untuk wanita" , semoga bisa diambil ibrohnya (hikmah).
Ada seorang wanita shalihah lagi bertaqwa (insyaAllah).Dia senang kepada kebaikan dan tidak pernah bosan berdzikir kepada Allah, tidak pernah berkata kotor. Jika mengingat neraka dia merasa takut dan hatinya guncang,bergegas ia semakin mendekatkan diri kepada Allah.Namun ketika mengingat surga, ia langsung menangis dan terharu mengingat seberapa banyaknya kesenangan keindahan yang ada didalamnya lalu ia berdo'a agar ia termasuk golongan ahli surga. ia berlaku lemah lembut dan cinta terhadap makhluk Allah.
Suatu ketika dia merasa sakit dibagian kakinya dengan segera diminyaki dan dikompresnya , tetapi rasa sakit itu terus bertambah. setelah diperiksa ke dokter, ternyata ia mengidap penyakit kanker. Keputusan dokter saat itu adalah mengamputasi kakinya agar tidak menyebar ke tempat lain. Ia pasrah terhadap keputusan dokter dan takdir Allah Ta'ala terhadapnya. Sungguhpun begitu lidahnya tidak pernah berhenti berdzikir kepada Allah swt.
Proses operasi pun dimulai dengan ditangani oleh pakar pakar kedokteran dibidang tersebut . Alat pemotong diletakkan didaerah yang ingin di amputasi, dengan sangat teliti dan was was, disalurkan aliran listrik pada alat tersebut. tapi disaat akan bergerak alat pemotong itu patah. para dokter yang ada disitu terkejut. diulangi lagi operasi dengan menggunakan alat yang baru, namun keadaan tetap seperti semula. alat pemotong itu patah lagi, ketika alat pemotong itu patah untuk yang ketiga kalinya (hal tersebut untuk pertamakalinya terjadi dalam sejarah operasi amputasi) terlihat wajah para dokter yang menangani operasi itu terheran. para dokterpun melakukan musyawarah dan memutuskan untuk melukai bagian kaki yang akan diamputasi. namun ketika pisau operasi hendak menyentuh pahanya, para dokter melihat darah menggumpal dengan bentuk yang menjijikan muncul dengan sendirinya dari kaki pasien. saat itu ia menjerit dan seketika rasa sakit yang ia derita hilang begitu saja tanpa bekas. kemudian ia mencoba untuk menggerakan kakinya, berjalan dan ternyata ia tidak merasa sakit sedikitpun. ia melihat suaminya bercakap cakap dengan para dokter yang menanganinya yang terlihat masih terheran heran dengan kejadian tersebut. tersepakatilah oleh para dokter bahwasanya itulah inayah (pertolongan) Allah SWT.
saudariku yang mengakui dirinya muslimat, kisah tersebut adalah sebuah contoh dari beberapa contoh para wali Allah yang telah berpegang teguh kepada perintah-Nya. mereka lebih mengutamakan ridha Allah daripada ridha selain-Nya. hati mereka dipenuhi dengan rasa cinta terhadap-Nya , senantiasa berdzikir tanpan merasa jemu, sehingga dzikrullah itu baginya seakan senandung yang merdu. lidahnya tidak perah lelah , bahkan mereka menemukan didalamnmya kenikmatan serta kelezatan iman. mereka menerima semua perintah khaliqnya dengan senang hati dan menjalankan hukum hukum -Nya dengan rasa cinta kepada-Nya.
Ada seorang wanita shalihah lagi bertaqwa (insyaAllah).Dia senang kepada kebaikan dan tidak pernah bosan berdzikir kepada Allah, tidak pernah berkata kotor. Jika mengingat neraka dia merasa takut dan hatinya guncang,bergegas ia semakin mendekatkan diri kepada Allah.Namun ketika mengingat surga, ia langsung menangis dan terharu mengingat seberapa banyaknya kesenangan keindahan yang ada didalamnya lalu ia berdo'a agar ia termasuk golongan ahli surga. ia berlaku lemah lembut dan cinta terhadap makhluk Allah.
Suatu ketika dia merasa sakit dibagian kakinya dengan segera diminyaki dan dikompresnya , tetapi rasa sakit itu terus bertambah. setelah diperiksa ke dokter, ternyata ia mengidap penyakit kanker. Keputusan dokter saat itu adalah mengamputasi kakinya agar tidak menyebar ke tempat lain. Ia pasrah terhadap keputusan dokter dan takdir Allah Ta'ala terhadapnya. Sungguhpun begitu lidahnya tidak pernah berhenti berdzikir kepada Allah swt.
Proses operasi pun dimulai dengan ditangani oleh pakar pakar kedokteran dibidang tersebut . Alat pemotong diletakkan didaerah yang ingin di amputasi, dengan sangat teliti dan was was, disalurkan aliran listrik pada alat tersebut. tapi disaat akan bergerak alat pemotong itu patah. para dokter yang ada disitu terkejut. diulangi lagi operasi dengan menggunakan alat yang baru, namun keadaan tetap seperti semula. alat pemotong itu patah lagi, ketika alat pemotong itu patah untuk yang ketiga kalinya (hal tersebut untuk pertamakalinya terjadi dalam sejarah operasi amputasi) terlihat wajah para dokter yang menangani operasi itu terheran. para dokterpun melakukan musyawarah dan memutuskan untuk melukai bagian kaki yang akan diamputasi. namun ketika pisau operasi hendak menyentuh pahanya, para dokter melihat darah menggumpal dengan bentuk yang menjijikan muncul dengan sendirinya dari kaki pasien. saat itu ia menjerit dan seketika rasa sakit yang ia derita hilang begitu saja tanpa bekas. kemudian ia mencoba untuk menggerakan kakinya, berjalan dan ternyata ia tidak merasa sakit sedikitpun. ia melihat suaminya bercakap cakap dengan para dokter yang menanganinya yang terlihat masih terheran heran dengan kejadian tersebut. tersepakatilah oleh para dokter bahwasanya itulah inayah (pertolongan) Allah SWT.
saudariku yang mengakui dirinya muslimat, kisah tersebut adalah sebuah contoh dari beberapa contoh para wali Allah yang telah berpegang teguh kepada perintah-Nya. mereka lebih mengutamakan ridha Allah daripada ridha selain-Nya. hati mereka dipenuhi dengan rasa cinta terhadap-Nya , senantiasa berdzikir tanpan merasa jemu, sehingga dzikrullah itu baginya seakan senandung yang merdu. lidahnya tidak perah lelah , bahkan mereka menemukan didalamnmya kenikmatan serta kelezatan iman. mereka menerima semua perintah khaliqnya dengan senang hati dan menjalankan hukum hukum -Nya dengan rasa cinta kepada-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar